Sekolah dasar membangun karakter awal, memberi warna dasar, guru dicontoh, bukan dimengerti, siswa diajari, bukan dihajar. Pintar haruslah bijak, berbuat tidak selalu berkata, Pendidikan adalah jiwa, pelajaran adalah bekal. Nilai bukanlah ujian, faham adalah tujuan. Enam tabiat luhur dasar kehidupan: rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah, sederhana.

20 March 2008

Pengisian Data NUPTK, SERTIFIKASI, Tunjangan

Kerepotan juga akhirnya belakangan ini. Gara-gara memberi informasi NUPTK buat kawan-kawan guru di kecamatan TEBET, banyak yang menyangka saya bisa 'ngurusin' pendaftaran NUPTK guru honor yang belum punya NUPTK.
Awalnya, saya dapat info dari teman guru Pancoran soal NUPTK yang sudah ada di internet, lalu bapaknya anak-anak melakukan searching dan men-download dari nuptk.info . Lalu saya bawa printout khusus buat guru-guru di sekolah. Ternyata bu KepSek sendiri belum tahu soal NUPTK.
Nah, besoknya pada saat rapat kepala sekolah di kecamatan, info ini menyebar. Tapi karena yang lain mungkin tidak tahu bagaimana cara mendownload file nya , jadi gampangnya ya minta ke saya.
Maka lagi-lagi hp saya sibuk terima panggilan dari beberapa sd di kecamatan TEBET. Jadi terganggu juga jam mengajar saya. Tapi karena kasihan dan untuk kebaikan, ya saya coba tanggapi.

Kejadian ini berlanjut dengan datangnya CD pengisian data NUPTK, sertifikasi dan usulan tunjangan dari Dinas ke sekolah. Pengisian data di format CD ini lagi-lagi bikin banyak kepsek kelimpungan karena tidak bisa komputer. Apalagi yang tidak punya tenaga TU, maka guru yang honor yang diminta menghubungi saya. Padahal saya sendiri pun bingung bagaimana cara pengisiannya. Sebab CD sekolah saya diisikan oleh bapaknya anak-anak (saya belum biasa pakai Excel).
Parahnya, ternyata format di file excel yang diedarkankan masih ada kesalahan penulisan komentar untuk penunjuk , akibatnya banyak versi/ persepsi dari guru. Sedangkan kepala sekolah yang menerima CD tersebut tidak tahu soal komputer, jadi saat menerima CD tidak tahu apa yang harus ditanyakan...

Dari kejadian ini saya berharap ada perbaikan dengan beberapa usulan:
  1. Seharusnya pihak kecamatan (kasie dinas pendidikan) dapat menjadi kordinasi dan pengumpul data secara digital, jadi guru tidak harus mengurus ke dinas di walikota.
  2. Secepatnya diberikan pelatihan komputer khususnya perangkat lunak office bagi semua guru di jakarta ditambah pengetahuan penggunaan internet. Sebab cukup ironis jika seorang guru di Ibukota tidak dapat menggunakan komputer yang sudah jadi barang biasa bagi penduduk Jakarta. Kalau perlu, persyaratan bisa menggunakan office menjadi syarat utama kompetensi guru di Jakarta.
  3. Sepantasnya ada program OLPT (one laptop per teacher) sebelum OLPC benar-benar digulirkan di Indonesia.