Sekolah dasar membangun karakter awal, memberi warna dasar, guru dicontoh, bukan dimengerti, siswa diajari, bukan dihajar. Pintar haruslah bijak, berbuat tidak selalu berkata, Pendidikan adalah jiwa, pelajaran adalah bekal. Nilai bukanlah ujian, faham adalah tujuan. Enam tabiat luhur dasar kehidupan: rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah, sederhana.

07 April 2007

Kenapa anda 'kesasar' kesini?

Pertanyaan yang mengenaskan ketika ada seorang ibu akan mendaftarkan anaknya untuk bersekolah. Yang melemparkan pertanyaan adalah orang tua murid dari salah satu sekolah dasar yang berada dikomplek SD "Empang", ditujukan kepada ibu tadi karena mendaftarkan anaknya di SDN Tebet Timur 17 Pagi.
Tanya Kenapa?
Ya, tanya kenapa? karena SD Tebet Timur 17 Pagi dianggap SD yang paling rendah 'grade'nya dibanding sekolah lain di komplek SD Empang. Di komplek ini terdiri dari SDN 17, SDN 18, SDN 19 dan SDN 20. Tiga sekolah lainnya memiliki rata-rata peserta didik dari kalangan yang ada, dengan ditunjukkan pada fasilitas yang dimiliki, kemampuan orang tua murid, dan tentunya 'uang sekolah'nya.
Setiap tahun ajaran baru, sejak saya kenal sekolah ini, bila SD lain dengan membebankan orangtua calon murid dengan kewajiban sumbangan, mereka masih tetap mendaftar. Sedangkan di SD 17, dengan membebaskan uang pendaftaran sekalipun, yang mendaftar paling sedikit, dan itu kebanyakan dari golongan orang tua yang sederhana. Hingga saat inipun, orangtua dari murid di SD ini tidak lebih dari 10% yang berpendidikan sarjana.
Apakah memang pendidikan bagus berbanding lurus dengan keberadaan orang tua anak didik?
Pertanyaan ini mungkin ada benarnya, tapi pasti tidak benar berbanding lurus. 
Bagi saya seorang guru, keadaan ini memang harus diubah. Tapi bagaimana?
Bisakah pembaca memberi masukan?

3 comments:

SDN Tebet Timur 17 Pagi said...

selamat ya bu, punya blogger walau dibikinin ama bapaknya. Semoga SDTT17 bisa jadi Sekolah Dasar Tebet Timur 17 yang bagus mutunya. Bukan jadi Sekolah Dasar Tidak Tamat 17 tahun keatas.

Anonymous said...

Halo bu.. Saya adalah alumni SDTT 17 Pagi era 80an. Terus terang dulu wkt saya sekolah disana, keadaannya lebih baik dari sekarang. Murid2 yang belajar disana tidak hanya kalangan menengah ke bawah namun ada yang teman sebangku saya yang orangtuanya atase. Setelah lulus, alhamdulilah saya masuk smp 115, SMA 37 dan UI universitas Impian saya. Ini semua tidak lepas dari peran guru2 SDTT 17 Pagi.
Saat ini saya sudah mempunyai anak yang akan masuk sd. Terus terang pada saat saya ke sana, hati saya miris sekali.Mengapa SD yang saya cintai jd tidak terurus bgn? Apakah pemerintah tidak pernah meninjau sekolah ini?
Harapan saya mudah2an ditengah2 kekurangannya, SDTT 17 Pg dapat bangkit dan menghasilkan lulusan yang membanggakan.

Anonymous said...

Saya alumni SDTT 19 pagi era 80an. Dulu seingat saya SDTT 17 tidak mempunyai citra kurang baik, dan anak2 murid bukan semuanya dari golongan bawah. Saya banyak teman dari SDTT 17, memang benar dari komentar diatas, bahwa banyak anak2 murid dari golongan berada yang bersekolah disana. Pada waktu itu segalanya memang bersahaja. Kalau dibandingakan dengan sekarang memang menyedihkan. Terus terang saya sedih membaca tulisan ini. Semoga SDTT 17 dapat membawa kembali keceriaan dan prestasi untuk masa yang akan datang.